Rabu, 6 Februari 2023.
Alhamdulillah, "Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI", gelombang ke-28 sudah memasuki pertemuan ke-13.
Mudah mudahan tetap komitmen untuk terus menulis di Blog. Wawasan dan ilmu pengetahuan tentu harus di tingkatkan,
Narasumber Dail Ma,aruf. M.Pd. akan menyampaikan materi yang penting tentang "Kaidaah Pantun".
Miftahul Hadi, S.Pd. selaku moderator akan mendampingi beliau selama beberapa jam, dimulai dari pukul 19.00 melalui daring via Grup KBM.
Bukti pencapaian prestasi dan Karya Beliau
Pantun Tradisi Asli Indonesia.
Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beraneka ragam, salah satunya adalah pantun.
Beberapa pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur pantun untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang.
Pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu ataupun Betawi.
Namun, tiap daerah memiliki pantun.
Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006).
Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan.
Pantun jenaka biasanya membawa bahagia. Sekarang penggunaan pantun banyak dinantikan.
Contoh Pantun :
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak
benda pada sesi ke-15 Intergovernmental
Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor
Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)
Definisin Pantun :
- Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)
- Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
Ciri-Ciri Pantun antara lain :
Kegunaan Pantun yaitu :
1. Komunikasi sehari-hari
2. Sambutan dalam pidato
3. Menyatakan perasaan
4. Lirik lagu
5. Perkenalan
6. Berceramah/dakwah
Fungsi Pantun diantaranya :
Beikut perbedaan Pantun dan Karya Sastra Lain :
Syair, hampir sama seperti pantun.
Terdiri atas empat baris.
Memiliki sajak a-a-a-a.
Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.
Contoh syair: Seperti puisi
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Gurindam hanya terdiri atas dua baris.
Memiliki sajak a-a.
Baris pertama dan kedua merupakan sebab akibat dan saling berhubungan.
Contoh gurindam :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Allah akan tambahkan berkah.
Gurindam singkat padat --bermakna
Karmina, atau pantun kilat terdiri atas dua baris.
Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.
contoh:
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.
contoh:
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Cara Mudah Menulis Pantun
1. Menguasai perbendaharaan kata
Carilah kata yang memiliki bunyi akhir sama. Minimal dua huruf
Contoh dari kata belajar. Kita cari kata lain yang bunyi akhirnya Ar, jar
misal; melamar, mengajar, akar, ajar. Semakin kita memiliki perbendaharaan kata dengan bunyi
akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun
2. Memahami kaidah/ciri-ciri pantun
3. Menulis isi pantun. Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.
4. Menulis sampiran pantun
Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.
Mulai dari ini, ke bawah, jadi isinya dulu baru sampiran
3. Menulis isi pantun. Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.
4. Menulis sampiran pantun
Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.
Mulai dari ini, ke bawah, jadi isinya dulu baru sampiran
Memahami Kaidah/ Ciri Pantun
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Dalam kelas menulis pantun
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Dalam kelas menulis pantun
Pantun di atas terdiri atas empat baris.
Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, baris ketiga terdiri atas empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata.
Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata.
Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata.
Persajakan dan Rima dalam Pantun
1). Rima Akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
Ini yang disebut Rima akhir.
Hanya akhir baris yang sama bunyinya.
Ini tingkatan pantun yang paling mudah.
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
Ini yang disebut Rima akhir.
Hanya akhir baris yang sama bunyinya.
Ini tingkatan pantun yang paling mudah.
2). Rima Tengah dan Akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
Lihat kata kedua dan kata terakhir.
Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris kedua dan keempat
Mene Pi dan e Lang
Mim Pi dan cemer lang
Ini tingkatan yang mudah, jika dilatih terus menerus.
3). Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
Ini persajakan yang ketiga
Rima awal, tengah dan akhir.
Baris pertama dan ketiga
Ja ngan dipe tik si daun sirih,
Ja ngan diu Sik orang berka sih,
Baris kedua dan keempat
Ji ka ti dak dengan gagang nya,
Ju ka ti dak dengan sayang nya.
Ini tingkatan yang agak sulit.
4). Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
Persajakan yang terakhir . Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama
Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain
1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.
Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.
2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu
Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
Demikian materi yang luar biasa tentang Kaidah Pantun, ilmunya semoga bermanfaat. Salam Literasi untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar